Just Share

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Umum Limbah Cair
     Dalam melakukan aktifitas sehari-hari akan menghasilkan buangan atau disebut juga dengan limbah sebagai hasil sampingan yang tidak dapat dimanfaatkan lagi. Buangan ini dapat berupa buangan dalam bentuk cair (limbah cair) ataupun dalam bentuk padatan (limbah padat). Besarnya volume limbah cair dapat ditentukan dari pemakaian air oleh manusia seetelah digunakan untuk berbagai keperluan maupun kegiatan.
     Air buangan/limbah cair dapat didefinisikan sebagai kumpulan cairan atau air yang mengandung kotoran sebagai buangan yang berasal dari perumahan penduduk, perkantoran, tempat rekreasi, dan berbagai kegiatan industri.
     Jika air buangan tersebut tidak diolah dan dibiarkan terkumpul, penguraian  zat-zat organik yang terdapat pada limbah dapat menghasilkan sejumlah besar gas beracun. Air buangan yang tidak diolah biasanya mengandung mikroorganisme- mikroorganisme phatogenik yang dapat membahayankan kesehatan manusia. Air buangan ini biasanya juga mengandung nutrisi yang akan menyebabkan tumbuh dan berkembangnya sejenis tumbuhan air tertentu dan dapat menutupi permukaan dari badan penerima air, seperti sungai, danau, dan sebagainya, sehingga akibatnya sinar matahari dan udara tidak dapat menembus kedalam badan air tersebut.
1. Klasifikasi Limbah Cair
            Limbah cair yang merupakan air buangan yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan manusia dapat dibagi atas dua golongan, yaitu :
a.       Air limbah domestik, adalah limbah cair yang dihasilkan oleh kegiatan manusia secara langsung, seperti : kegiatan rumah tangga, rumah sakit, perkantoran, dan lain-lain.
b.      Air limbah non domestik, adalah air limbah yang dihasilkan oleh manusia secara tidak langsung seperti : kegiatan industri, pertambangan, dan lain-lain.
2. Karakteristik Limbah Cair
            Limbah cair mengakibatkan badan penerima air menjadi kotor dan bahan-bahan yang terkandung dapat membahayakan kondisi lingkungan. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam limbah bila melebihi batas yang ditentukan dapat mengakibatkan air tersebut tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya.
            Teknik pengolahan limbah cair berbeda-beda tergantung pada bahan pencemar yang terkandung pada limbah atau disebut juga karakteristik limbah cair. Karakteristik air limbah cair dapat diketahui menurut sifat-sifat dan karaktersitik fisika, kimia dan biologis. Dalam menentukan karakteristik limbah cair, ada tiga (3) sifat yang harus diketahui, yaitu :
1.   Karakteristik Fisika
Karakteristik fisika ini terdiri dari beberapa parameter, diantaranya :
a.   Total Solid (TS)
Merupakan pad33atan di dalam air yang terdiri dari bahan organik maupun anorganik yang larut, mengendap, atau tersuspensi dalam air.
 b. Total Suspended Solid (TSS)
Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada di dalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron.
Total Suspended Solid atau Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap, terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen.


c.   Warna
Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring dengan waktu dan meningkatnya kondisi anaerob, warna limbah berubah dari yang abu–abu menjadi kehitaman. Warna dalam air disebabkan adanya ion-ion logam besi dan mangan (secara alami), humus, plankton, tanaman air dan buangan industri.Warna air dibedakan atas dua macam, yaitu :
·           Warna sejati (true collor) yang diakibatkan oleh bahan-bahan terlarut.
·           Warna semu (apparent collor) yang selain disebabkan oleh bahan-bahan terlarut, juga karena bahan-bahan tersuspensi, termasuk diantaranya yang bersifat koloid.
d. Kekeruhan
Kekeruhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi, baik yang bersifat organik maupun anorganik yang mengapung dan terurai dalam air. Kekeruhan menunjukan sifat optis air, yang mengakibatkan pembiasan cahaya kedalam air. Kekeruhan membatasi masuknya cahaya dalam air.


e. Temperatur
Merupakan parameter yang sangat penting dikarenakan efeknya terhadap reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air dan penggunaan air untuk berbagai aktivitas sehari-hari. Naiknya suhu atau temperatur air akan menimbulkan akibat berikut :
·         Menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air.
·         Meningkatkan kecepatan reaksi kimia.
·         Mengganggu kehidupan organisme air.
f. Bau
Disebabkan oleh udara yang dihasilkan pada proses dekomposisi materi atau penambahan substansi pada limbah. Sifat bau limbah disebabkan karena zat-zat organik yang telah berurai dalam limbah dan mengeluarkan gas-gas seperti sulfide atau amoniak yang menimbulkan penciuman tidak enak. Hal ini disebabkan adanya pencampuran dari nitrogen, sulfur dan fosfor yang berasal dari pembusukan protein yang dikandung limbah. Pengendalian bau sangat penting karena terkait dengan masalah estetika.
g.   Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak yang mencemari air sering dimasukan ke dalam kelompok padatan, yaitu padatan yang mengapung di atas permukaan air. Minyak dan lemak merupakan bahan organis bersifat tetap dan sukar diuraikan oleh bakteri.  Karena berat jenisnya lebih kecil dari pada air maka minyak tersebut membentuk lapisan tipis di permukaan air dan menutup permukaan yang mengakibatkan terbatasnya oksigen masuk ke dalam air.
2. Karateristik Kimia
a. Biological Oxygen Demand (BOD)
Menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan–bahan buangan di dalam air. Jadi nilai BOD tidak menunjukan jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relativ jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan tersebut. Jika konsumsi oksigen tinggi, yang ditunjukan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut didalam air, maka berarti kandungan bahan buangan yang membutuhkan oksigen adalah tinggi. BOD dapat diterima bilamana jumlah oksigen yang akan dihabiskan dalam waktu lima hari oleh organisme pengurai aerobik dalam suatu volume limbah pada suhu 200C. Hasilnya dinyatakan dengan ppm.


b. Chemical Oxygen Demand (COD)
COD Merupakan jumlah kebutuhan oksigen dalam air untuk proses reaksi secara kimia guna menguraikan unsur pencemar yang ada. COD dinyatakan dalam ppm (part per milion) atau ml O2/liter.(Alaerts dan Santika, 1984). Pengukuran kekuatan limbah dengan COD adalah bentuk lain pengukuran kebutuhan oksigen dalam air limbah. Pengukuran ini menekankan kebutuhan oksigen akan kimia dimana senyawa-senyawa yang diukur adalah bahan-bahan yang tidak dapat dipecah secara biokimia. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat anorganik. Dalam laboratorium, pengukuran COD dilakukan sesaat dengan membuat pengoksidasi K2Cr2O7 yang digunakan sebagi sumber oksigen.
c. Dissolved Oxygen (DO)
DO adalah kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk respirasi aerob mikroorganisme. DO di dalam air sangat tergantung pada temperatur dan salinitas. Keadaan DO berlawanan dengan keadaan BOD. Semakin tinggi BOD semakin rendah DO. Keadaan DO dalam air dapat menunjukan tanda-tanda kehidupan organisme dalam perairan. Angka DO yang tinggi menunjukan keadaan air yang semakin baik.
d. Derajat keasaman (pH)
Keasaman air diukur dengan pH meter.Keasaman ditetapkan berdasarkan tinggi- rendahnya konsentrasi ion  hidrogen dalam air. pH dapat mempengaruhi kehidupan biologi dalam air. Bila terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat mematikan kehidupan mikroorganisme. Ph normal untuk kehidupan air 6 – 8.
e.   Logam Berat
Air sering tercemar oleh berbagai komponan anorganik, diantaranya berbagai jenis logam berat yang berbahaya. Logam berat  bila konsentrasinya berlebih dapat bersifat toksik sehingga diperlukan pengukuran dan pengolahan limbah yang mengandung logam berat. Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan, yang terutama adalah Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Arsenik (As), Kadmium (Cd), Tembaga (Cu), Kromium (Cr), dan Nikel (Ni). Logam- logam tersebut diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama sebagai racun yang terakumulasi.
3. Karakteristik Biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa digunakan adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah dan derajat tingkat pencemaran yang diakibatkan air buangan yang mengandung zat-zat organik dapat ditunjukkan dengan parameter CDO dan BOD. Air limbah yang mengandung zzat organik tinggi maka nilai COD dan BOD juga tinggi.
C. Senyawa Organik
     Beribu-ribu bahan organik, baik bahan alami maupun sintetis, masuk ke dalam badan air sebagai hasi dari aktivitas manusia. Penyusun utama bahan organik biasanya berupa polisakarida (karbohidrat), polipeptida(protein), lemak(fats), dan asam nukleat(nucleid acid). Setiap bahan organik memiliki karakteristik fisika, kimia, dan toksitas yang berbeda. Namun, pemantauan setiap jenis bahan organik merupakan suatu hal yang sulit dilakukan. Salah satu contoh komposisi dan persentase komponen penyusun limbah bahan organik ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Komposisi limbah Organik
No
Jenis Bahan Organik
Persentase (%)
1
Lemak
30
2
Protein
25
3
Abu
21
4
Asam amino, kanji (Starch)
8
5
Lignin
6
6
Selulosa
4
7
Hemiselulosa
3
8
Alkohol
3
Sumber: Hefni Effendi,2003
     Selain jenis-jenis bahan organik tersebut, limbah organik juga mengandung bahan-bahan organik sintetis yang toksik. Beberpa contoh bahan organik yang bersifat toksikterhadap organisme akuatik adalah minyak, fenol, pestisida, surfaktan, dan polychlorinated biphenyl (PCBs). Berbeda dengan limbah organik alami yang relatif mudah diuraikan secara biologis, senyawa organik sintetis pada umumnya tidak dapat diuraikan secara biologis (non biodegradable). Senyawa organik sintetis juga bersifat persisten atau bertahan dalam waktu yang lama didalam badan air serta bersifat kumulatif.
     Sumber limbah organik di perairan adalah limbah domestik (rumah tangga dan perkotaan). Komposisi bahan organik dalam limbah domestik ditunjukkan dalam Gambar 2.1, sedangkan klasifikasi tingkat pencemaran dari limbah domestik ditunjukkan dalam Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Klasifikasi Tingkat Pencemran dari Limbah Domestik Berdasarkan Beberapa Parameter Kualitas Air
No
Parameter
Tingkat Pencemaran (mg/liter)
Berat
Sedang
Ringan
1
Padatan total
1000
500
200
pa2
Bahan padatan terendapkan
12
8
4
3
BOD
300
200
100
4
COD
800
600
400
5
Nitrogen total
85
50
25
6
Amonia-nitrogen
30
30
15
7
Klorida
175
100
15
8
Alkalinitas
200
100
50
9
Minyak dan lemak
40
20
0
     Sumber: Hefni Effendi,2003
C. Pengolahan Limbah Cair Secara Umum
       Pengolahan limbah cair/air buangan bertujuan untuk mengurangi kadar zat-zat pencemar yang terdapat di dalam air buangan sehingga dapat dibuang ke badan penerima air tanpa menimbulkan efek samping terhadap lingkungan. Air limbah ini umumnya dibuang melalui saluran/got menuju sungai ataupun laut. Terkadang dalam perjalannya menuju laut, air limbah ini dapat mencemari sumber air bersih yang dipergunakan oleh manusia. Dengan demikian penanganan air limbah perlu mendapat perhatian serius. Selain dapat berbahaya bagi kesehatan manusia, air limbah juga dapat mengganggu lingkungan, hewan, ataupun bagi keindahan. Berikut ini adalah kegiatan yang biasanya digunakan pada pengolahan air limbah yang dibagi dalan suatu tingkatan, yaitu :
1.      Pengolahan awal (Pretreatment)
2.      Pengolahan kedua (Secondary treatment)
3.      Pengolahan ketiga (Tertiary treatment)
4.      Pengolahan kuman (desinfection)
5.      Pembuangan akhir (sludge disposal)





1. Pengolahan awal (Pretreatment)
Pengolahan awal mencakup secara fisika dan kimia meliputi :
a. Penyaringan/pembuangan benda-benda kasar seperti ranting-ranting kayu, endapan-endapan bergumpal atau plastik-plastik, karet dan lain sebagainya dengan menggunakan cara mekanik seperti scabber (penyaringan kasar)
b. Pengapungan, tujuannya adalah untuk menaikkan partikel-partikel yang bersifat seperti minyak sehingga terapung. Caranya dapat dipergunakan dengan memasukkan gelembung-gelembung udara (aerasi) ke dalam air limbah sehingga emulsi minyak pecah dan minyak tersebut akan terapung ke permukaan.
c. Flokulasi, yaitu untuk mengendapkan padatan-padatan berupa suspensi dengan menambahkan koagulan seperti Alum, Tawas, Ferro sulfat, Poly Aluminium Clorida, Kapur dan sebagainya. Pada zat warna ataupun bau dapat dihilangkan mengendap bersama koagulan sehingga air limbah menjadi jernih. Pada Proses ini nilai BOD dan COD dapat turun menjadi lebih rendah dari semula.
d. Sedimentasi, dimaksudkan untuk mengendapkan padatan/zat yag masih terapung setelah proses flokulasi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengalirkan endapan secara perlahan-lahan melalui beberapa bak sehngga endapan itu akhirnya akan mengendap ke dasar bak.
e. Netralisasi, air buangan kadang-kadang bersifat terlalu asam atau terlalu basa, untuk itu perlu dinetralkan sebelum air buangan tersebut dibuang. Penetralan ini dilakukan dengan menambahkan bahan kimia yang bersifat asam atau basa, tergantung pada kondisi air limbah yang akan dibuang. Netralisasi yang terkait dengan proses pengolahan air buangan range pH-nya berkisar 6-8.
2. Pengolahan kedua (Secondary treatment)
Air buangan setelah melalui tahap pertama mungkin masih mengandung sejumlah zat-zat organik yang terlarut seperti protein, karbohidrat, lemak yang dapat dilihat dari harga BOD dan COD yang masih tinggi diatas 100 zat-zat organik dapat dihilangkan dengan cara biodegradasi yaitu dengan menggunakan sejenis bakteri tertentu yang dapat menguraikan/mengoksidasi zat-zat organik tersebut. Cara biodegradasi itu dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a)      Dengan cara aerob yaitu dengan penambahan udara.
b)      Dengan cara anaerob yaitu tanpa adanya udara.
Jenis bakteri yang digunakan yang terkandung dalam air limbah dapat diperoleh dipasaran maupun diambil dari lumpur aktif sekitar pengolahan. Lamanya proses biodegradasi ini tergantung kepada harga BOD dari limbah tersebut.
3. Pengolahan ketiga (Tertiary treatment)
   Pengolahan yang ketiga ini merupakan kelanjutan dari pengolahan sebelumnya. Pengolahan ini akan dilanjutkan apabila air limbah hasil olahan sebelumnya masih banyak mengandung pencemar yang masih berbahaya bagi lingkungan hidup. Pengolahan ketiga merupakan pengolahan secara khusus sesuai dengan kandungan zat yang terdapat dalam air limbah, biasanya dilaksanakan pada industri yang menghasilkan air limbah yang khusus.
4. Pengolahan kuman (desinfection)
   Pembunuhan kumuan bertujuan untuk mengurangi atau membunuh mikroorganisme patogen yang ada di dalam limbah cair. Mekanisme pembunuhan kuman sangat dipengaruhi oleh kondisi dari zat pembunuh dari mikroorganisme itu sendiri. Banyak zat pembunuh kimia termasuk klorin dan komponennya mematikan bakteri dengan merusak dinding sel. Mekanisme lain dari desinfeksi adalah dengan merusak langsung dinding sel seperti yang dilakukan apabila menggunakan bahan radiasi ataupun panas.

5. Pembuangan akhir (sludge disposal)
   Setelah dilakukannya perlakuan pengolahan akan dihasilkan endapan lumpur yang berasal dari lumpur yang tidak produktif lagi. Lumpur ini untuk selanjutnya dikeringkan pada suatu kolam pengeringan dan kemudian akan dibuang atau dapat juga dimanfaatkan sebagai pupuk organik bagi lahan pertanian dan perkebunan.


D. Peranan Zeolit Alam Dan Karbon Aktif Dalam Pengolahan Air Limbah/Limbah cair
A. Zeolit
Zeolit (Zeinlithos) atau berarti juga batuan mendidih, umumnya didefinisikan sebagai kristal alumina silika yang berstruktur tiga dimensi, yang terbentuk dari tetrahedral alumina dan silika dengan rongga-rongga di dalam yang berisi ion-ion logam, biasanya alkali atau alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak bebas. Secara empiris, rumus molekul zeolit adalah Mx/n.(AlO2)x.(SiO2)y.xH2O. Struktur zeolit sejauh ini diketahui bermacam-macam, tetapi secara garis besar strukturnya terbentuk dari unit bangun primer, berupa tetrahedral yang kemudian menjadi unti bangun skunder polihedral dan membentuk polihendra dan akhirnya unit struktur zeolit.
a. Kegunaan Zeolit
Zeolit berasal dari kata Zein yang berarti mendidih dan Litos yang berarti batuan. Dengan demikian Zeolit dapat diartikan sebagai batuan yangh bersifat mendidih dan mengembang bila dipanaskan. Struktur zeolit adalah terbuka dan mengandung rongga-rongga yang diisi oleh ion-ion dan molekul  air. Rongga-rongga dapat saling berhubungan dan membentuk sistem kesegala arah.
Zeolit merupakan mineral yang terdiri dari kristal alumino silikat terhidrasi yang mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga dimensi. Ion-ion logam tersebut dapat diganti oleh aktion lain tanpa merusak struktur zeolit dan dapat menyerap air secara reversible.
b. Proses Pembentukan Zeolit
Menurut proses pembentukannya zeolit digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu :
1) Zeolit Alam
Di alam banyak dijumpai zeolit dalam lubang-lubang lava, dan dalam batuan piroklasik berbutir halus (tuf). Berdasarkan proses pembentukannya zeolit alam dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Zeolit yang terdapat di antara celah-celah atau di antara lapisan batuan. Zeolit jenis ini biasanya terdiri dari beberapa jenis mineral zeolit bersama-sama dengan mineral lain, seperti kalsit, kwarsa, renit, klorit, flourit, mineral sulfide dan lain-lain.
b. Zeolit yang berupa batuan
Zeolit ini dapat dibedakan menjadi 7 (tujuh) kelompok, yaitu :
·         Mineral zeolit yang terbentuk dari gunung api di danau asin yang tertutup.
·         Mineral zeolit yang terbentuk dari dalam danau air tawar atau di dalam lingkungan air tanah terbuka.
·         Mineral  zeolit yang terbentuk dilingkungan laut.
·         Mineral zeolit yang terbentuk karena proses memamorphose berderajat rendah, karena pengaruh timbunan.
·         Mineral zeolit yang terbentuk oleh aktivitas hidrotermal atau air panas.
·         Mineral zeolit yang terbentuk dari gunung  api di dalam tanah yang bersifat alkali.
·         Mineral zeolit yang terbentuk dari batuan atau mineralisasi yang tidak menunjukkan bukti adanya hubungan langsung dengan kegiatan vilkanis.
2. Zeolit Sintetis
            Susunan atom maupun komposisi zeolit dapat dimodifikasi, maka dapat dibuat zeolit sintetis yang mempunyai sifat khusus sesuai dengan keperluannya. Sifat zeolit sangat tergantung dari jumlah komponen Al dan Si dari zeolit tersebut. Oleh karena itu zeolit sintesis dikelompokkan sesuai dengan perbandingan kadar komponen Al dan Si dalam zeolit menjadi zeolit kadar Si rendah, zeolit kadar Si sedang dan zeolit kadar Si tinggi.
B. Karbon Aktif
            Pada abad XV, diketahui bahwa karbon aktif dapat dihasilkan melalui komposisi kayu dan dapat digunakan sebagai adsorben warna dari larutan. Aplikasi komersial, baru dikembangkan pada tahun 1974 yaitu pada industri gula sebagai pemucat, dan menjadi sangat terkenal karena kemampuannya menyerap uap gas beracun yang digunakan pada Perang Dunia I.
Karbon aktif merupakan senyawa karbon, yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Luas permukaan karbon aktif berkisar antara 300-3500 m2/gram dan ini berhubungan struktur pori internal yang menyebabkan karbon aktif mempunyai sifat sebagai adsorben. Karbon aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Karbon aktif berwarna hitam, tidak berbau, tidak berasa, dan mempunyai daya serap yang jauh lebih besar dibandingkan dengan karbon yang belum menjalani proses aktivasi, serta mempunyai permukaan yang luas, yaitu antara 300-2000 m2/gram.
Karbon aktif dibagi atas 2 tipe, yaitu karbon aktif sebagai pemucat, biasanya berbentuk powder yang sangat halus, diameter pori mencapai 1000A0, digunakan dalam fase cair, berfungsi untuk memindahkan zat-zat pengganggu yang menyebabakan warna dan bau yang tidak diharapkan, membebaskan pelarut dari zar-zat pengganggu dan kegunaan lain. Diperoleh dari serbuk-serbuk gergaji, ampas pembuatan kertas atau dari bahan baku yang mempunyai densitas kecil dan mempunyai struktur yang lemah. Karbon aktif sebagai penyerap uap, biasanya berbentuk granular atau pellet yang sangat keras diameter pori berkisar antara 10-200A0, tipe pori lebih halus, digunakan dalam fase gas, berfungsi untuk memperoleh kembali pelarut, katalis, pemisahan dan pemurnian gas. Diperoleh dari tempurung kelapa, tulang, batu bata atau bahan baku yang mempunyai struktur keras.
Menurut Standar Industri Indonesia (SII No. 0258-79) persyaratan arang aktif adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3 Syarat mutu arang aktif
No
Jenis Uji
Satuan
Persyaratan
1
Bagian yang hilang pada 950oC
%
Maksimum 15
2
Air
%
Maksimum 10
3
Abu
%
Maksimum 2,5
4
Bagian yang tidak menjadi arang
%
Tidak ada
5
Daya serap terhadap larutan I2
%
Maksimum 20
(Warintek.2007.http//www.warintek.actived-carbon.net)

Kegunaan Karbon Aktif
            Karbon aktif dapat digunakan sebagai bahan pemucat, penyerap gas, penyerap logam, menghilangkan polutan micro misalnyta zat organic, detergen, bau, senyawa phenol dan lain sebagainya. Pada saringan arang aktif ini terjadi proses adsorpsi, yaitu proses penyerapan zat-zat yang akan dihilangkan oleh permukaan arang aktif. Apabila seluruh permukaan arang aktif sudah jenuh atau sudah tidak mampu lagi menyerap maka kualitas air yang disaring sudah tidak baik lagi, sehingga arang aktif harus diganti dengan arang aktif yang baru.
Tabel 2.4 Penggunaan karbon aktif
No
Untuk Zat Cair
Kegunaan
1
Industri obat dan makanan
Menyaring dan menghilangkan warna, bau, rasa yang tidak enak pada makanan
2
Minuman ringan
Menghilangkan warna, bau pada arak/minuman keras dan minuman ringan
3
Kimia perminyakan
Penyulingan bahan mentah, zat perantara
4
Pembersih air
Menyaring/menghilangkan bau, warna, zat pencemar dalam air, sebagai pelindung dan penukar resin dalam alat/penyulingan air
5
Pembersih air buangan
Mengatur dan membersihkan air buangan dan pencemar, warna, bau, logam berat
6
Penambak udang dan benur
Pemurnian, menghilangkan bau dan warna
7
Pelarut yang digunakan kembali
Penarikan kembali berbagai pekarut, sisa metanol, etil acetat dan lain-lain

(warintek.2007.http://www.warintek.actived-carbon.net)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Just Share Urang-kurai